Pengujian keausan kerikil dengan mesin los angeles dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketahanan aus kerikil atau batu pecah dengan menggunakan alat mesin Los Angeles. Pengujian ketahanan aus kerikil dengan cara ini memberikan gambaran yang berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan kerikil, serta kemungkinan terjadinya pecah butir-butir kerikil selama penumpukan, pemindahan maupun selama pengangkutan. Kekerasan kerikil berhubungan pula dengan kekuatan beton yang dibuat. Nilai yang diperoleh dari hasil pengujian ketahanan aus ini berupa prosentase antara berat bagian yang halus (lewat lubang ayakan 2 mm) setelah pengujian dan berat semula sebelum pengujian. Makin banyak yang aus maka makin kurang tahan keausannya. Pada umumnya kerikil disyaratkan bagian yang aus atau hancur tidak lebih dari 10% setelah diputar 10 kali, dan tidak boleh lebih dari 40% setelah diputar 100 kali.
Benda uji berupa kerikil dengan gradasi sesuai tabel 1 dan jumlah bola sesuai tabel
Alat yang digunakan untuk pengujian antara lain :
- Mesin Los Angeles.
- Ayakan no. 12 (lubang 2 mm) dan ayakan lain dengan lubang 38.1 mm, 25.4 mm, 19.05 mm, 12.7 mm, 9.51 mm, 6.36 mm, 4.75 mm, 2.36 mm.
- Timbangan dengan ketelitian 5 gr.
- Bola baja dengan diameter rata-rata 4.68 cm dan berat masing-masing antara 390 gr sampai 445 gr.
- Tungku pengering (oven) yang dapat memanasi sampai pada temperatur 105o C.
Cara pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
- Timbang benda uji sesuai tabel 1.
- Masukkan kerikil / batu pecah ke dalam mesin Los Angeles
- Masukkan bola baja ke dalam mesin Los Angeles dengan jumlah sesuai tabel 2.
- Mesin diputar dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm sebanyak 100 kali.
- Keluarkan bola baja dari mesin Los Angeles.
- Keluarkan benda uji dari mesin Los Angeles, kemudian diayak memakai ayakan no. 12.
- Timbang kerikil yang tertinggal di atas ayakan no 12.
- Masukkan kembali bola baja dan kerikil yang tertinggal di atas ayakan no 12 ke dalam mesin Los Angeles.
- Putar mesin Los Angeles diputar 400 kali (jadi dengan putaran pertama berjumlah 500 kali).
- Kembali ke langkah 5, 6, dan 7
Berikut ini adalah contoh hasil pengujian dan perhitungan
1. Berat benda uji (A) = 5 kg2. Berat benda uji sesudah diuji 100 putaran (B) = 4,627 kg3. Berat benda uji sesudah diuji 400 putaran (C) = 3,276 kg4. Keausan I = { (A-B) / A } x 100% = { (5-4,627) / 5 } x 100% = 7,46 %5. Keausan II = { (A-C) / A } x 100% = { (5-3,276) / 5 } x 100% = 34,38 %6. Keausan total = keausan I + keausan II = 7,46 % + 34,38 % = 41,94 %
Kesimpulan
1. Keausan total = 41,94%2. PUBI 1982 Pasal 12 “Syarat fisik kerikil bagian yang hancur bila diuji memakai mesin los Angeles tidak lebih dari 50% berat” jadi kerikil diatas memenuhi syarat sebagai bahan bangunan.3. Berdasarkan tabel PUBI 25 – 2 maka kerikil diatas termasuk ke dalam kelas I (konstruksi ringan) karena bagian yang hancur atau yang aus pada kerikil hanya 41,94% ( kelas I = bagian yang hancur 40% – 50% )