Dasar Teori
Pengujian Sondir test merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung yaitu lapisan tanah keras. Hal ini dimaksudkan agar dalam mendesain Pondasi yang akan digunakan sebagai penyokong kolom bangunan diatasnya memiliki faktor Keamanan (safety factor) yang tinggi sehingga bangunan diatasnya tetap kuat dan tidak mengalami penurunan atau settlement yang dapat membahayakan dari sisi keselamatan akan bangunan dan penghuni didalamnya. Banyak terjadi kegagalan struktur (bangunan roboh/ runtuh) akibat tidak diperhatikanpentingnya Pengujian Soil testini, untuk itu sangat di sarankan untuk melakukan pengujian tanah (sondir) ini, sehingga dapat didesain jenis pondasi yang aman dan efektif sesuai dengan karakteristik tanah dari bangunan yang akan dibangun.
Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Biasanya dipakai adalah bi-conus type Begemann yang dilengkapi dengan selimut atau jacket untuk mengukur hambatan pelekat lokal (side friction) dengan dimensi sbb :
a) Sudut kerucut conus : 60°
b) Luas penampang conus : 10.00cm2
c) Luas selimut/jacket : 150cm2
Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis. Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railwaysdan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927. Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936).
Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti: “Static Penetration Test” atau “Duch Cone Static Penetration Test” dan secara singkat disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda.Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.
Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc). Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah butiran halus.
Hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc). Hubungan nilai tahanan konus (qc)terhadap konsistensi tanah, sebagai berikut :
a) Tanah yang sangat lunak nilai qc < 5 kg/cm2
b) Lunak 5-10 kg/cm2
c) Teguh 10-20 kg/cm2
d) Kenyal 20-40 kg/cm2
e) Sangat kenyal 40-80 kg/cm2 f) keras 80-150 kg/cm2g) sangat keras > 150 kg/cm2.
Hasil test sondir ini disajikan berupa diagram atau grafik hubungan antara kedalamaan dengan qc, fs, total friction dan friction ratio. Jika anda ingin membangun, lakukan Pengujian Sondir untuk memastikan pondasinya anda aman dan kuat untuk bangunannya.Uji daya dukung tanah ini atau sondir dilakukan untuk bangunan lebih dari satu lantai seperti rumah lebih dari satu lantai, kos kosan dua lantai atau lebih, pembangunan hotel, pabrik, rumah sakit, villa, sekolah dan lain lain.
Uji Sondir lebih dari sekedar syarat pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) saja, tapi lebih dari itu, Uji Sondir adalah alat keselamatan Anda dan bangunan Anda. Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang berfungsi untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat diperkirakan seberapa kuat tanah tersebut dalam menahan beban yang didirikan di atasnya. Tes ini biasa dilakukan sebelum membangun pondasi tiang pancang, atau pondasi-pondasi dalam lainnya. Data yang didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan dari tanah terhadap konus, serta hambatan pelekat dari tanah yang dimaksud. Hambatan pelekat adalah perlawanan geser dari tanah tersebut yang bekerja pada selubung bikonus alat sondir dalam gaya per satuan panjang.
Hasil dari tes sondir ini dipakai untuk:
a) Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai
b) Menghitung daya dukung tanah asli
c) Menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan nantinya
Hasil Cone Penetration Test disajikan dalam bentuk diagram sondir yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung, kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung pondasi yang diletakkan pada tanah tersebut. Di Indonesia alat sondir sebagai alat tes di lapangan yang sangat terkenal karena di negara ini banyak dijumpai tanah lembek (misalnya lempung) hingga kedalaman yang cukup besar sehingga mudah ditembus dengan alat sondir. Di dunia penggunaan Sondir ini semakin populer terutama dalam menggantikan SPT untuk test yang dilakukan pada jenis tanah liat yang lunak dan untuk tanah pasir halus sampai tanah pasir sedang/kasar. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus (qc), hambatan lekat (fs) tanah dan friction ratio (rf) untuk memperkirakan jenis tanah yang diselidiki.
1) Keuntungan
a. Cukup ekonomis.
b. Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak / pasir).
c. Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik.
d. Adanya korelasi empirik semakin handal.
e. Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran.
f. Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji lainnya baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir bisa diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya.
g. Dapat dengan cepat menentukan lekat lapisan tanah keras.
h. Dapat diperkirakan perbedaan lapisan.
i. Dapat digunakan pada lapisan berbutir halus.
j. Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah.
2) Kerugian:
a. Jika terdapat batuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras yang salah.
b. Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh bisa merugikan.
c. Tidak dapat diketahui tanah secara langsung
Peralatan
1) Mesin Sondir
2) Seperangkat pipa sondir
3) Manometer 2 buah dengan beda kapasitas
4) Konus dan batang konus
5) 4 buah angker
6) Kunci pipa, kunci inggris, dan kunci-kunci lainnya
7) Oil SAE 20
8) 4 buah besi kanal
Prosedur
b) Pasang 4 buah angker dan atur mesin sondir agar berdiri vertikal
c) Isi mesin sondir dengan oil SAE 20
d) Pasang konus pada ujung pipa
e) Pasang pipa dan konus pada mesin sondir
f) Kemudian lakukan penekanan pada setiap 20 cm dan baca jarum manometer.
sumber : https://geezaliori20.blogspot.com/2017/03/sondir.html