Secara umum alat ini dapat digunakan untuk :
- Memeriksa keseragaman kualitas beton pada struktur
- Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton
SPESIFIKASI
Spesifikasi tentang alat ini dapat dilihat pada BS4408 pt.4 atau ASTM G80S-89
1. Kelebihan dan Kekurangan “Hammer Test”
Kelebihan :
- Murah
- Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat
- Praktis (mudah digunakan)
- Tidak merusak
Kekurangan :
- Hasil pengujian dipengaruhi kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis agregat, derajat karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji harus dari jenis dan kondisi yang sama.
- Sulit mengkalibrasi hasil pengujian
- Tingkat keandalannya rendah
- Hanya memberikan informasi mengenai karakteristik beton pada permukaan
2. Kalibrasi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, banyak sekali variabel yang berpengaruh terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan peralatan hammer. Oleh karena itu sangat sulit untuk mendapatkan diagram kalibrasi yang bersifat umum yang dapat menghubungkan parameter tegangan beton sebagai fungsi dari pada jumlah skala pemantulan hammer dan dapat diaplikasikan untuk sembarang beton
Jadi diagram kalibrasi sebaiknya berbeda untuk setiap jenis campuran beton yang berbeda. Oleh karena itu setiap jenis beton yang berbeda perlu diturunkan diagram kalibrasi dan perlu dilakukan pengujian tekan sample hasil coring untuk setiap jenis beton yang berbeda dari struktur yang sedang ditinjau. Hasil uji coring tersebut kemudian dijadikan sebagai konstanta untuk mengkalibrasikan bacaan yang didapat dari peralatan hammer tersebut.
Jadi penggunaan diagram kalibrasi yang dibuat oleh produsen alat uji hammer sebagainya dihindarkan, karena diagram kalibrasi tersebut diturunkan atas dasar pengujian beton dengan jenis dan ukuran agregat tertentu, bentuk benda uji yang tertentu dan kondisi test yang tertentu.
PERSIAPAN DAN TATA CARA PENGUJIAN
1. Persiapan
- Menyusun rencana jadwal pengujian, mempersiapkan peralatan-peralatan serta perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan
- Mencari data dan informasi termasuk diantaranya data tentang letak detail konstruksi, tata ruang dan mutu bahan konstruksi selama pelaksanaan bangunan berlangsung
- Menentukan titik test
- Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 (lima) titik, masing-masing titik test terdiri dari 8 (delapan) titik tembak, untuk balok diambil sebanyak 3 (tiga) titik test masing-masing titik terdiri dari 5 (lima) titik tembak sedangkan pelat lantai diambil sebanyak 5 (lima) titik test masing-masing terdiri dari 5 (lima) titik tembak
2. Tata Cara Pengujian
- Sentuhkan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test pada titik-titik yang akan ditembak dengan memegang hammer sedemikian rupa dengan arah tegak lurus atau miring bidang permukaan beton yang akan ditest
- Plunger ditekan secara perlahan-lahan pada titik tembak dengan tetap menjaga kestabilan arah dari alat hammer. Pada saat ujung plunger akan lenyap masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton, dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer
- Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan semula dengan cara yang sama
- Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer
- Besar kekuatan tekan beton yang di test dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal
Oleh karena itu mutu beton yang dinyatakan dengan kekuatan karakteristik α bk didasarkan atas kekuatan tekan beton yang diperoleh pada saat pengetesan yang dilaksanakan perlu dikonversi menjadi kekuatan tekan beton umur 28 hari.